Teman Tani Banua..
Dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa gulma Babadotan atau Ageratum conyzoides Linn, dapat digunakan sebagai pupuk organik dan bahan insektisida nabati. Karenanya, gulma ini dirasakan cukup mengganggu di perkebunan.
Namun di balik itu Ageratum dapat digunakan sebagai obat, pestisida dan herbisida, bahkan untuk pupuk nabati pun dapat meningkatkan hasil produksi tanaman. Kandungan kimia yang terkandung dalam babadotan adalah saponin, flavanoid, polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri. Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun. Cara kerjanya adalah penolak (repellent) dan menghambat perkembangan serangga. Simak penjelasannya sebagai berikut ???
Babadotan (Ageratum conyzoides L) merupakan salah satu jenis gulma yang mengandung senyawa organik yang berpotensi sebagai biopestisida. Menurut Lumowa (2011), ekstrak daun babadotan mengandung bahan aktif saponin, flavanoid dan polifenol yang dapat mencegah atau menolak hama dan juga dapat menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa. Bahan aktif yang terkandung pada babadotan mampu mengganggu peletakan telur dan menghambat penetasan telur serangga, serta mampu menghambat reproduksi serangga betina. Kandungan bahan aktifnya terutama saponin dapat menghambat pertumbuhan larva menjadi pupa (Nurhudiman, 2017) dalam Suhardjadinata, dkk., 2019).
Klasifikasi Dan Morfologi Bandotan (Ageratum conyzoides L)
Tumbuhan bandotan adalah tumbuhan liar yang tumbuh di sekitar kebun dan berpotensi menjadi gulma apabila populasinya tinggi. Tumbuhan ini mudah ditemukan di perkarangan rumah, kebun, sawah, dan tepi jalan. Tumbuhan ini dapat berkembang biak dengan baik di wilayah tropika dan sub tropika.
Bagi petani di indonesia tumbuhan ini sangat menjengkelkan karena dapat menurunkan hasil tanaman budidaya yang membuat kerugian ekonomi. Walaupun demikian tumbuhan bandotan memiliki manfaat dalam bidang kesehatan. Manfaatnya adalah dapat mengobati bisul, rematik, radang telinga, sariawan, tumor rahim, sakit tenggorokan dan lain-lain.
Klasifikasi Tumbuhan Bandotan
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Ageratum
Species : Ageratum conyzoides L
Nama umum : Bandotan, wedusan, babadotan
Morfologi Tumbuhan Bandotan
Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan gulma terna semusim, tumbuh berbaring dipermukaan tanah dan ada pula yang tegak, tingginya kurang lebih 30-90 cm, dan bercabang.
Batang
Batang tumbuhan bandotan berbentuk bulat dan berambut panjang, jika batang menyentuh tanah akan mengeluarkan akar.
Daun
Daun berwarna hijau, bertangkai, letaknya saling berhadapan dan ada pula yang bersilang, bentuk daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung meruncing, tepi daun bergerigi, panjang daun kurang lebih 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, terdapat rambut pada permukaan daun dan kelenjar yang berada di permukaan bawah daun.
Bunga
Bunga pada tumbuhan bandotan tergolong ke dalam bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, berwarna putih, panjang bonggol bunga kurang lebih 6-8 mm, tangkai bunga terdapat rambut-rambut pendek.
Buah
Buah berwarna hitam, bentuknya kecil dan mengandung banyak biji (Krisnaindra, 2017) diakses 09/06/2022 judul “Kumpulan Materi Pengetahuan Umum” https://www.teorieno.com/2017/04/klasifikasi-dan-morfologi-bandotan.html.
Cara kerja : Sebagai penolak (repellent) dan menghambat perkembangan serangga.
Metode pembuatan pestisida nabati:
Untuk membuat pestisida nabati dengan konsentrasi 15% yaitu dengan metimbang daun bebandotan sebanyak 15 kg selanjutnya di cincang, kemudian masukan ke dalam wadah yang berasal dari plastik tambahkan air 85 liter, ditutup dan diperam selama 24 jam. Setelah diperam disaring dulu sebelum dimasukan ke tangki semprot. Pada setiap tangki semprot isian 14 liter ditambahkan deterjen 10 gram (dikocok rata). Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi dan sore hari (yang terbaik dilakukan penyemprotan pada sore hari).
Hama sasaran adalah hama secara umum (Kuspianto, NI,SP., 2022) diakses 09/06/2022 Judul “Daun Bandotan (ageratum Conyzoides Linn.) Sebagai Pestisida Nabati” dalam W. Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati: Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008). pada laman http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/100556/Daun-Bandotan-ageratum-Conyzoides-Linn-Sebagai-Pestisida-Nabati/
Pupuk Organik Cair
Daun bandotan atau dikenal juga wedusan merupakan daun yang kaya unsur N (Nitrogen) yang lebih dahulu kita kenal unsur ini terkandung di Urea, Namun perlu diketahui daun bandotan juga kaya kandungan N dan N sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar.
Cara Membuat POC dari Daun Bandotan :
- Cincang / potong daun bandotan ukuran kecil-kecil
- Kemudian masukkan cincangan daun ke botol hingga mencapai setengahnya botol
- Tambahkan air dan berikan ruang kosong untuk udara
- Tambahkan 3 sendok makan MOL
- Tambahkan 3 sendok gula putih
- Kocok sampai merata dan tercampur
- Bisa digunakan kalau sudah berbau tape
- POC sudah jadi dalam waktu 7 hari sampai 3 minggu, semakin lama proses fermentasi akan juga bertambah banyak kandungan N yang dihasilkan (3 minggu)
- Tiap pagi bukalah tutup supaya gas dapat kelur dan kocok botol sebentar dengan menggoyangkannya.
- Siap aplikasikan ke tanaman anda (Agro, 2021) diakses 09/06/2022 Judul : Cara Membuat POC dari Daun Bandotan Yang Kaya Unsur N sumber https://www.agroniaga.com/cara-membuat-poc-dari-daun-bandotan-yang-kaya-unsur-n/.
Referensi :
Lumowa, S. V. 2011. Efektivitas Ekstrak Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Tingkat Kematian Larva Spodoptera litura F. Jurnal Eugenia. Vol. 12 (3).
Nurhudiman. 2017. Uji Potensi Daun Babadotan (Ageratum Conyzoides L.) Sebagai Insektisida Botani Terhadap Hama (Plutella xylostella L.) di Laboratorium. Fakultas Pertanian Universitas Bandar Lampung.





