Pagi... Teman Tani Banua..
Salah satu kunci utama kesuksesan pertanian adalah lahan yang subur dan lahan yang subur takkan bisa didapatkan tanpa menerapkan cara menyuburkan tanah yang tepat, bukan?
Nah kira-kira apa saja tips-tips nya, yukk simak ulasannya ya..????
1. Jenis Kapur yang Digunakan untuk Lahan Pertanian
Ada beberapa lahan yang butuh diberikan kapur untuk mengembalikan tingkat pH tanah. Keuntungan pemberian kapur pada tanah adalah struktur tanah menjadi baik dan kehidupan mikroorganisme di dalam tanah menjadi lebih giat, daya melapuk bahan organik menjadi humus berjalan lebih cepat, dan lain-lain. Ada banyak jenis kapur pertanian yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Jika ingin memberikan kapur pada lahan, Anda harus memberikan kapur pertanian yang berasal dari batu kapur. Kapur ini sangat mudah dijumpai karena sumber daya alam batu kapur banyak tersebar di Indonesia. Batuan kapur tersebut mengandung kalsium dan magnesium yang berfungsi untuk menetralkan pengaruh aluminium. Berikut ini beberapa kapur pertanian yang bisa digunakan untuk lahan pertanian.
Kapur tohor
Kapur tohor merupakan kapur yang dibuat dengan cara dibakar. Kapur ini juga dikenal sebagai kapur sirih karena sering digunakan oleh masyarakat bersamaan dengan sirih. Bahan utama dari kapur tohor adalah kapur gunung dan kulit kerang. Kapur tohor merupakan kalsium oksida sehingga sering disebut kapur oksida.
Kapur tembok
Kapur tembok dihasilkan dari pembakaran pada kapur tohor dengan menambahkan air batuan kapur. Kapur ini biasa digunakan sebagai kapur tembok. Kapur tembok juga dikenal sebagai kapur hidroksida.
Kapur karbonat
Kapur karbonat berasal dari batuan kapur yang melalui proses pembakaran, tetapi langsung digiling. Ada dua jenis kapur karbonat yang bisa Anda jumpai, yakni kalsit dan dolomit. Kaput kalsit mengandung kalsium karbonat dan sedikit magnesium. Sementara, kapur dolomit mengandung kalsium karbonat dan magnesium.
Kapur dolomit sering digunakan untuk mengapur tanah yang asam. Bahkan, saat ini kapur dolomit menjadi kapur yang paling baik di antara kapur lainnya. Anda bisa menjumpai kapur dolomit dijual dalam berbagai ukuran.
Pembuatan kapur dolomit pun terbilang mudah. Batuan kapur tidak perlu dibakar seperti kapur tohor. Bahan baku hanya perlu digiling halus dengan mesin pemecah batu. Batuan kapur harus digiling hingga benar-benar halus seperti tepung. Setelah itu, berikan tambahan air kapur maksimal 5 persen.
Kapur kalsit yang mengandung kalsium oksida sebesar 47 persen dan kalsium karbonatnya 85 persen. Sementara, dolomit mengandung kalsium oksida dan magnesium oksida sebanyak 47 persen (Pertanianku.com, 2020) diakses 21/5/2022 "Jenis Kapur yang Digunakan untuk Lahan Pertanian" pada laman https://www.pertanianku.com/jenis-kapur-yang-digunakan-untuk-lahan-pertanian/.
2. "Panduan Singkat Mengenal Pupuk Kompos"
Salah satu pupuk organik yang paling sering beredar di pasaran adalah pupuk kompos. Pupuk kompos adalah bahan organik yang telah mengalami pembusukan dan pelapukan. Pembusukan ini terjadi karena adanya bakteri pembusuk.
Pupuk kompos digunakan untuk memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah. Pemberian pupuk kompos pada tanaman diharapkan dapat memperbaiki tanah sehingga produksi tanaman menjadi lebih tinggi.
Bahan organik yang digunakan untuk membuat pupuk kompos dapat berasal dari limbah pertanian, limbah industri, ataupun limbah rumah tangga. Dari limbah pertanian, pupuk kompos dapat dibuat dari residu tanaman berupa jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang, serta sabut kelapa.
Kompos dapat dibuat dari kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, dan cairan biogas. Pupuk kompos juga dapat dibuat dari tanaman air seperti azola, ganggang biru, enceng gondok, dan gulma air.
Limbah industri juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan organik pupuk kompos. Misalnya, serbuk gergaji kayu, blotong, ampas tebu, limbah kelapa sawit, serta limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan. Tak hanya limbah padat, limbah cair seperti alkohol, limbah pengolahan kertas, penyedap rasa, dan limbah pengolahan minyak kelapa sawit juga dapat diolah menjadi pupuk kompos.
Dalam skala rumah tangga, Anda juga dapat membuat pupuk kompos dari tinja, urine, dan sampah rumah tangga organik.
Nantinya, seluruh bahan ini akan didekomposisi menghasilkan pupuk dengan berbagai kandungan yang bermanfaat bagi tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
Ada dua jenis pupuk kompos yang banyak dijual di pasaran. Pertama, pupuk kompos yang dibuat secara alami. Pembuatan ini dilakukan tanpa penambahan mikroba. Jadi, bahan organik dibiarkan membusuk secara alami dan terurai sendiri.
Kedua adalah jenis pupuk kompos fermentasi. Dalam pembuatan pupuk kompos fermentasi, diberikan tambahan berupa mikroba tertentu. Mikroba ini diharapkan akan membantu proses pembusukan sehingga dekomposisi terjadi lebih cepat.
Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika memilih pupuk kompos organik di pasaran sebagai berikut.
- Berwarna cokelat tua hingga gelap. Warna pupuk kompos yang baik mirip dengan warna tanah pada umumnya.
- Tidak larut dalam air. Jika pupuk kompos diletakkan dalam wadah berisi air, pupuk tersebut akan membentuk suspensi di bagian bawah wadah.
- Memiliki nisbah C/N sebesar 10—20. Perbandingan ini tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya.
- Memiliki efek yang baik jika diaplikasikan pada tanah.
- Memiliki suhu yang kurang lebih sama dengan suhu lingkungan.
Walaupun terbuat dari limbah organik, pupuk kompos tetap tidak berbau ((Pertanianku.com, 2019) diakses 21/5/2022 "Panduan Singkat Mengenal Pupuk Kompos" pada laman https://www.pertanianku.com/panduan-singkat-mengenal-pupuk-kompos/.
3. "Cara Menyuburkan Tanah Metode Mekanik"
Metode mekanik mengutamakan cara-cara pengolahan lahan yang bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah.
Beberapa metode pendekatan mekanik dalam menyuburkan tanah salah satunya adalah:
Sirami dengan Air
Agar tanah tetap subur dan tak kering, pastikan tanah selalu tersirami dengan baik. Apabila tak ada penyiraman alami, ciptakanlah penyiraman buatan dengan pemencar (sprinkle) (Rahmatika E, 2021) diakses 21/5/2022 "22 Cara Menyuburkan Tanah Pertanian Secara Simpel, Disertai Jenis Jenis Tanah Terbaik" pada laman https://www.99.co/blog/indonesia/cara-menyuburkan-tanah/.
4. "Membatasi Penggunaan Pupuk Kimia"
dampak negatif penggunaan pupuk kimia baik bagi tanaman maupun bagi lingkungan, di antaranya:
Tanah mengeras
Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat membuat tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam tanah. Dilansir dari Hunker, asam klorida dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah yang kaya akan mineral.
Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut membuat tanah kehilangan porositas. Hal ini berarti tanah akan menjadi sangat padat sehingga air akan sulit masuk, begitu juga dengan sirkulasi udara yang berkurang.
Pengerasan tanah memicu pada ketidaksuburan tanah secara keseluruhan. Dalam perjalanan menjadi kering, pengancurhan mineral memicu penipisan mineral serta unsur hara dalam tanah.
Hal tersebut membuat tumbuhan akan ketergantungan terhadap pupuk, yang semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut hidup.
Pemusnahan mikroorganisme
Bahan kimia sintetis dalam pupuk kimia mengubah pH tanah dan membuatnya menjadi asam. Peningkatan keasaman ini dapat membunuh mikroorganisme yang dibutuhkan oleh tanah. Misalnya bakteri pengikat nitrogen, bakteri pembentuk antibiotik, dan juga berbagai macam jamur.
Pencemaran air
Penggunaan pupuk kimia dapat memicu pencemaran air dan menganggu ekosistem di dalamnya. Dilansir dari Conserve Energy Future, konsentrasi nitrogen dan nutrisi akan masuk ke dalam air dan menyebabkan eutrofikasi yang memicu alga bloom.
Alga bloom adalah lonjakan mikroorganisme yang akan menyebabkan penurunan kadar oksigen juga pelepasan racun. Hal tersebut dapat membuat hewan air mati dan jika dibiarkan, seluruh perairan akan menjadi zona mati.
Memicu gangguan kesehatan
Konsentrasi nitrogen yang tinggi dari pupuk kimia akan masuk terus ke dalam tanah hingga batuan akuifer dan mencemari pasokan air bersih di dalamnya. Selain masuk ke dalam air tanah, nitrogen dapat terbawa pada tumbuhan atau hewan yang dimakan manusia dan meningbulkan berbagai masalah kesehatan.
Keracunan nitrogen tersebut dapat mengakibatkan kerusakan DNA dan berbagai penyakit kronis, salah satunya Alzheimer. Dilansir dari Amos Institute, konsentrasi cadmium dan aluminium akibat penggunaan pupuk kimia berperan dalam patofisiologi Alzheimer. Yang berarti penggunaan pupuk kimia memicu penyakit Alzheimer (Utami, SN, 2021) diakses 21/5/2022 "Dampak positif dan Negatif Penggunaan Pupuk Kimia" pada laman https://www.kompas.com/ skola/read/2021/06/16/ 090000269/dampak-positif-dan-negatif-penggunaan-pupuk-kimia?page=all . Sumber: Kompas.com
5. "Menjaga Komposisi Tanah Agar Lunak"
Cara untuk menjaga kelunakan tanah adalah dengan mencangkul atau menyekop tanaha secara perlahan, penghancuran pori-pori tanah akan membantu mengembalikan kondisi media tanam dari kering manjadi gembur, kalau tanah sudah lunak maka akar tanaman tidak akan kesusahan untuk tumbuh.